Cinta Pertama pasti akan meninggalkan
kesan yang begitu mendalam hingga akhir hayatpun akan selalu terkenang. Dan....
apalah jadinya kalau Cinta Pertamalah yang akan menjadi Cinta Sejati seseorang,
tentu saja meski jalan yang dilalui sangatlah panjang, ada banyak rasa dan
kejutan yang mengiringi namun jika terus berfikir positif maka pada akhirnya akan
membahagiakan. (Khaer_Nisak)
......
Hai... Cinta pertamaku! Apa Kabar? Lama
tak jumpa, rindu rasanya *eaaaa 😁😁
Well, katanya gak mau pacaran sebelum
menikah kok punya cinta pertama? Ehhhhm... munafik nih *ehhh😞
Dan cerita ini
aku mulai ketika rasa kesepian menyerangku, jiwa ini benar-benar sepi dan
gersang dan akhirnya memori di 4 tahun silam kembali membayang. Andai waktu itu
dengan lugasnya aku bisa menerima hatimu tentu jalan ceritanya tak akan serumit
ini. Kita saling tahu, bahwa kita saling menyukai tapi dengan begitu saja aku
menyembunyikan rasa dan pura-pura tak membutuhkanmu. Dan ketika rasa ini tak lagi terbendung, aku bisa saja mulai menghubungimu,
memulai obrolan meskipun itu hanya lewat sosial media, namun hati ini diselimuti
ragu, apa rasamu masih sama denganku saat ini? Apa rasamu tidak berubah meski
waktu dan jarak sudah memisahkan kita? Apa masih ada aku dihatimu? Ada sosok
lainkah yang sudah menggantikanku dihatimu? Atau justru dengan kehadiranku akan
mengusik hidupmu yang sekarang?
Masih teringat
dengan jelas, kapan dimana serta bagaimana detailnya kamu mengungkapkan cinta
dihadapanku, jujur saat itu aku terbuai dengan segala rayu dan tingkah
mengagumkanmu itu tapi hati dan pikiranku harus tetap bisa aku kendalikan
sepenuhnya, aku tak mau terjerumus kedalam cinta yang semu, apalagi saat itu
usiaku baru 17 tahun, sedangkan kau masih rapi dengan seragam putih abu-abumu.
Yang aku inginkan hanyalah cinta abadi yang bisa memberikan kebahagiaan yang
hakiki.
Dan
sejak aku tak bisa memberikan kejelesan terhadapmu, kau mulai mencari sosok
lain disampingmu. Bahasa tubuh memang bisa dikendalikan otak, tapi tidak dengan
hati. Sakit rasanya kau bersanding dengan yang lain didepan mataku, ingin
rasanya aku berteriak sekeras-kerasnya dan secepat mungkin menyerat wanita itu
untuk segera menjauh darimu, tapi apalah dayaku, Siapa diriku? Apa hakku
berbuat seperti itu? Bukankah diriku yang memutuskan untuk tidak menerima
cintamu waktu itu?
Kemudian setelah peristiwa itu, waktu berlalu begitu saja. Dengan sekuat tenaga aku
mencoba melupakanmu. Melupakan semua kenangan manis bahkan kenangan terburuk
bersamamu aku kubur dalam-dalam jauh lebih dalam hingga semua orang tak tau
bahwa aku pernah sebahagia kemudian sesakit itu karenamu. Sampai pada akhirnya
ada sosok lain yang mulai mendekatiku. Dia datang dengan begitu sopannya hingga
mampu mengisi dan menempati ruang dihatiku. Dia menerimaku dan begitu juga
sebaliknya, akupun begitu. Meskipun belum ada kata "pacaran" diantara
kami berdua, kami tetap menikmatinya, kami jalani hidup bersama, saling
bercerita, saling mengisi dan juga saling melengkapi hingga kami sendiri lalai
hubungan apa yang tengah kami jalani saat ini, Saling cinta tapi tak ada kata
ikrar yang mengikat. Akupun merasa senang karena ada sosok lain yang hadir dan
bisa meninabobokkan aku dari kegelisahanku semenjak kita tak lagi saling
berinteraksi.
Aku
bahagia, sekali lagi aku bahagia menjalani hubungan seperti ini, Aku mengerti
Dia dan Dia bisa mengerti aku sepenuhnya. Aku bahagia karena aku merasa sudah
tak sendiri lagi. Waktu berjalan begitu saja, hingga hubungan kami bertahan
sampai setahun lamanya. Dan tiba-tiba kebahagiaanku mulai terusik ketika mulai
hadir sosok perempuan lain diantara kami. Dia mulai menyangsikan perasaanku
selama ini. Dia mulai lelah dan goyah dalam mencintaiku, Dia memaksaku dan
menekanku untuk mengatakan Aku cinta dan bersedia menjadi pacarnya, padahal
sejak awal Aku sudah mengatakan kalau Aku tidak mau menjalin hubungan dalam
status "pacaran". Hanya karena hal itu tentu saja Aku tidak bisa
merubah keyakinanku semudah itu. Antara takut kehilangan dan juga keyakinan
yang harus Aku kokohkan, akhirnya aku membiarkannya untuk memilih. Aku relakan
Dia memilih terhadap siapa saja yang menurutnya bisa membahagiakannya.
Sekali
lagi aku jatuh dan rasanya jauh lebih sakit dari sebelumya. Karena hati ini
sudah terlanjur mencinta dan percaya terhadapnya. Setahun lamanya tak berarti
apa-apa, hingga Dia memutuskan untuk meninggalkanku dan memilih untuk menjalin
hubungan dengan perempuan yang baru datang dihadapannya. Hancur benar-benar
hancur, hampir gila Aku karenanya. Namun meskipun begitu Aku tetap rela dan
harus merelakan sesuatu yang memang bukan milikku, bukan hakku.
Aku
mulai bangkit dan menata kembali hatiku, berharap ada sosok lain yang lebih
baik yang bisa mengisi hari-hariku dan tidak membiarkan Aku tenggelam dalam
kesendirianku. Aku biarkan waktu berjalan begitu saja, Aku sibukkan diriku
dengan segala aktifitasku untuk mengusir kegalauan dan juga kekosongan jiwaku.
Tapi apalah dayaku, Aku hanyalah manusia biasa. Kisah cinta pertamaku kembali
mengiang-ngiang dan membayangi hidupku. Suaramu, senyummu, lambaian tangamu dan
segala gerak gerikmu bisa Aku temukan didalam sosok pria yang lain. Jiwaku
semakin gila karenanya, sosoknya benar-benar mirip atau mungkin sengaja aku
mirip-miripkan hanya karena hatiku masih terpaut denganmu. Bahagia rasanya bisa
melihat sosokmu dalam raga yang lain. Rasanya begitu membahagiakan, serasa
rindu yang selama ini aku simpan mampu tersampaikan. Oh Tuhan.... Segila inikah
Aku? Tolong kendalikan rasa ini Tuhan? Aku tak mau terjebak dalam masa lalu
yang tak jelas kemana arahnya, Aku ingin melanjutkan hidupku menjadi sosok yang
lebih baik.
Well, antara
yakin dan ragu dan juga antara percaya serta ilusi, kini aku hidup dalam imaji.
Andai peristiwa 4 tahun yang lalu, aku tak senaif dan sekuat pendirianku untuk
mengejar cita-citaku pasti saat ini aku tidak bisa merasakan nikmatnya
dirundung rasa nano-nano seperti ini. Ahh... sudahlah, Tuhanlah Sang Skenario
kehidupan, ikuti saja alurnya, nikmati setiap peristiwa yang ada toh jodoh juga
gak akan kemana. Apakah nantinya aku bisa menjadi pendampingmu atau dengan yang lainnya, aku yakin bahwa ketika melakukan segala sesuatu yang datangnya dari hati pasti sampai pula dengan hati yang dituju. Tetap yakin dan pegang teguh "Hanya orang-orang yang tuluslah yang mampu
mengerti dan memahami ketulusan seseorang". Keep Husnudhon
😁😁
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan jika ingin berkomentar
Mohon berkomantarlah yang baik, sopan, dan juga membangun.
Ok-