Welcome to my blog, hope you enjoy reading
RSS

Wednesday, May 25, 2016

"Sholawatmu karena apa Nok?"



"Kher, Gus Ali cakep ya ..." celetuk si Fira kepada kakaknya 
"Hemmm, iya Fir. Bibirnya tak pernah kering, selalu basah melantunkan sholawat kepada baginda" 
"Suaranya itu lho... bikin hati ser-seran merinding" Fira menambahkan 

"Hussh, yang bener jangan terlalu jauh kamu menikmati hal itu, niat kita datang kan buat sholawatan bareng bukan mengamati fisik para personilnya, apalagi sampai dalem kayak gitu, nanti terjerumus zina lho ..."
"Zina mata maksudnya?"
"Iya dong"



     Begitulah selentingan pembicaraan dua gadis yang memiliki kesamaan kegemaran yakni sholawatan. Akhir-akhir ini mereka sering mendatangi majelis-majelis sholawat yang dimeriahkan oleh grup simtudduror (para pembaca Shiroh Maulid Nabi) yang para personilnya juga muda, masih sekitar umuran mereka, dan hanya beberapa saja yang sudah berkeluarga. Bagi mereka, mengunjungi tempat-tempat seperti itu selain bisa menenangkan hati mereka yang sedang gundah gulana, selain itu mereka juga memperoleh ilmu dan semoga sedikit demi sedikit mereka lebih mengenal Rosulullah, sosok manusia yang paling mulia. Sebagai mudi-mudi yang memiliki emosi masih labil dan masih dalam masa pubertas, tentu saja tidak bisa dipungkiri adanya ketertarikan terhadap lawan jenis. Dan seringkali mereka mengidolakan seseorang didepan sana, yang sedang khidmadnya melantunkan sholawat. Sebagai seorang penggemar, tentu saja mereka akan menilai dari segi mana saja. Tidak hanya dari vokalnya yang indah, tetapi juga raut muka, kostum yang dikenakan bahkan berlanjut menuju kehidupan pribadi idolan mereka itu. 

     Sejauh itukah mengidolakan mereka sang pelantun sholawat? sudah luruskah niat mereka dalam bersholawat? 

     Sementara itu, dua gadis itu selalu mendapatkan kritikan sana sini. Karena sering keluar keluyuranlah, sering jalan bareng sama laki-laki yang bukan muhrimnyalah, sering pulang malemlah bahkan mereka mendapatkan tuduhan bahwa mereka niat mereka bersholawat bukan hanya untuk mengharap syafa'at Nabi Muhammaad melainkan dibarengi dengan mengharap mendapatkan jodoh salah satu dari mereka, si Pelantun Sholawat. Hemmmm, tentu saja mereka mengingkari semua itu, meskipun pada kenyataannya mereka bisa dibilang sebagai "Pecinta Sholawat" yang suka .......... "tuuuuuuuuut"

     Berbeda dengan mereka, jama'ah pria yang dengan khusuknya, duduk dengan tenang tanpa tengok kanan kiri, tanpa pula sorak sorai sana sini. Matanya selalu tertuju pada kitab yang berada dalam genggamannya itu, telinganya selalu fokus mengikuti alunan lagu sholawat sehingga semakin lama semakin larut dalam suasana Maulid, tak dipungkiri perlahan tetes demi tetes air keluar dari kedua kelopak mata mereka.

     Hahhh,,,, dua kondisi yang sangat berbanding terbalik. Dan akhirnya pertanyaan itu kembali muncul "sudah luruskah niat mereka dalam bersholawat?" 

introspeksilah!!!

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan jika ingin berkomentar
Mohon berkomantarlah yang baik, sopan, dan juga membangun.
Ok-