Bantara adalah namaku
maut adalah salah satu impianku
pekerjaanku hanyalah protes , sambat dan marah
hidupku selalu penuh dengan tangis di bandingkan dengan gelak tawa
hari hariku selalu menertawakan tuhanku
menangisi hidup yg tak berakhir - berakhir
aku tinggal di lingkup desa yg penuh dengan kutukan
iblispun enggan menghampiri tempatku
kini ku pegang janji tuhanku
dimana takdir itu?
semalaman suntuk saya selalu menyulam doa doa yg terhempas di langit tinggi cakrawala
setiap pagi ku selalu mengais jejak jejak malaikat berkepala emas
setelah matahari mulai terik ku selalu menggelar kain sutera di ladang ladang milik raja fatamorgana
raja di segala raja alam raya
setelah matahari mulai kelelahan menyinari dunia dan memilih bergantian dengan bulan
di sela sela itu saya selalu mengambil air suci yg paling suci untuk membasuh keringat keringatku
setelah kejamnya matahari yg membakar sekujur tubuhku
kini gantian angin malam yg merobek tulang tulangku
dimalam itu
aku berikrar
" ya tuhanku aku akan bertanya beberapa hal padamu
darimana engkau ciptakan matahari?
bagaimana engkau ciptakan benda yg sebesar itu
benda yg banyak memiliki faedah yg panasnya takkan bisa di ukur oleh benda ciptaan manusia yg paling pintar di seluruh jagad raya ini
bagaimana engkau bisa dengan mudah mengganti perannya setelah malam tiba
engkau dengan mudah menenggalamkan dan menggantinya dengan bulan ;
" ya tuhanku bagaimana engkau menciptakan pula benda seterang itu
benda yg terangnya tak bisa di tandingi dengan lampu lampu rompes buatan manusia , bagaimana engkau menciptakanya semudah itu ?
" ya tuhanku tapi kenapa kau tak mudahnya mengabulkan doaku di setiap waktu , apakah kau tak bisa mengalahkan takdir yg engkau ciptakan sendiri
mengapa kau adili aku seperti ini
setiap hari yg merasa mati
merasa tak ada yg mencintai
merasa sepi
merasa ingin mengutukmu
ada apa dengan takdir itu
ada apa tuhan ?
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan jika ingin berkomentar
Mohon berkomantarlah yang baik, sopan, dan juga membangun.
Ok-