Welcome to my blog, hope you enjoy reading
RSS

Thursday, December 17, 2015

BEBERAPA DALIL KEBOLEHAN MERAYAKAN MAULID NABI MUHAMMAD SAW

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menghadiri peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Kanzus Sholawat, Kota Pekalonga, Jawa Tengah, Rabu (5/2/2014) siang.
 peringatan Maulid Nabi Muhammad di Kanzus Sholawat, Pekalongan


1. Perayaan Maulid Nabi Muhammad merupakan suatu ungkapan dari rasa cinta dan senang serta rindu terhadap diri Nabi Muhammad.

2    2. Sebenarnya Rasulullah  SAW merayakan hari kelahirannya dan menyatakan syukurnya dengan amalan-amalan ibadah, diantaranya menjalankan puasa pada hari senin dengan alasan pada hari itu beliau dilahirkan  dan pada hari itu pula turunnya wahyu.

      3.  Menumbuhkan rasa senang dikalangan kaum muslimin. 

      4. Sesungguhnya Nabi Muhammad sangat memperhatikan adanya pertautan waktu dengan peristiwa besar keagamaan yang terjadi

      5.   Sosok pribadi yang agung itu dihidupi dengan do’a, sholawat serta salam
Sebagaimana Firman Allah yang artinya “Sesungguhnya Allah dan para malaikat selalu memberikan do’a sholawat dan salam kepada Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, berikanlah do’a sholawat dan salam kepadanya”

      6.  Maulid Nabi mencakup peristiwa kelahiran yang suci dan mukjizat-mukjizat serta perjuangan Beliau.

      7. Memaparkan secara seimbang dihadapan kaum muslimin mengenai sifat-sifat Nabi yang sempurna 

      8. Pada hakikatnya manusia diciptakan dengan naluri cinta terhadap  kecantikan yang menghujam dalam ruang lahir batin.

      9.   Memuliakan pribadi Rasulullah itu memang disyari’atkan dan merasa gembira dalam hari kelahiran yang mulia.

      10.   Perayaan maulid telah dipandang baik untuk diadakan menurut para ulama dan kaum muslimin diberbagai negara.

     11.   Perayaan maulid bisa mencakup kegiatan pertemuan, mengadakan dzikir dan melaksanakan shodaqoh atau mengumandangkan puji-pujian kepada Rasul sebagaimana yang telah dilakukan oleh para Sahabat.

     12.   Tidaklah segala sesuatu yang tidak pernah dilakukan oleh Kaum Salaf pada masa awal Islam itu Bid’ah yang jelek   dan haram.
Sebagaimana para Ulama’ telah membagi Bid’ah menjadi lima, yaitu :
a.       Bid’ah wajibah ; mempelajari ilmu nahwu, membukukan mushaf Al-qur’an
b.      Bid’ah mandubah; merenovasi pesantren dan madrasah, adzan diatas menara
c.       Bid’ah makruh; menghiasi masjid dan menghiasi Al-Qur’an
d.      Bid’ah mubah; menggunakan filter (ayakan) atau memperbesar dan memperluas tempat makan dan minum
e.      Bid’ah muharromah; sesuatu yang baru dan bertentangan dengan sunnah serta tidak ada indikasi  fenomena kemaslahatannya.

      13.   Tidaklah semua bid’ah itu diharamkan, sebab kalau demikian tentu menjadi haram segala usaha yang dilakukan Abu Bakar, Umar dan  Zaid dengan koleksi  dan kodifikasi Al-Qur’an dan menuliskannya kedalam Mushaf-mushaf.

      14.   Perayaan Maulid itu memang belum ada pada zaman nabi Muhammad SAW dan merupakan bid’ah, namun bid’ah itu khasanah karena ada dukungan legitimasi dalil syari’at dan qoidah-qoidah umum.

      15.   Bahwa segala sesuatu yang tidak ada pada masa awal islam dengan pertimbangan faktor lembaga sosial, tetapi secara individual ada terutama oleh kerabat Nabi, maka perayaan Maulid Nabi memang dianjurkan dan tidak perlu diragukan.

      16.   Imam Syafi’i menegaskan bahwa sesuatu yang barudan bertentangan dengan Al-Qur’an atau Assunah atau ijma’ atau Atsar Sahabat, maka jelas itu Bid’ah yang menyesatkan, dan sesuatu yang baru dan mengandung kebaikan serta tidak bertentangan dengan dengan pedoman-pedoman pokok tadi, maka itu perbuatan terpuji.

      17.   Menyelenggarakan perayaan Maulid Nabi itu juga merupakan upaya penyegaran dalam memperingati pribadi pilihan yaitu Nabi Muhammad SAW yang sangat dianjurkan dalam islam


Sumber                 :
Kitab                     : BOLEHKAH PERAYAAN MAULID NABI MUHAMMAD?
Pengarang             : Al-Sayid muhammad bin Alawy Al-Maliky Al-Hasany
  Khadimul ‘ilmi Al-Syarif di Mekah – Saudi Arabia
Diterjemahkan     : Drs. KH. A. Idhoh Anas, M.A
                               Pekalongan, 10 Juni 1999
Penulis                 : Khaerunnisak  - Pecinta Sholawat Rembun

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan jika ingin berkomentar
Mohon berkomantarlah yang baik, sopan, dan juga membangun.
Ok-