Welcome to my blog, hope you enjoy reading
RSS

Friday, December 18, 2015

Meringis tapi menangis

Sepotong es krim yang lucu

Tahukah kawan...
Hari-hariku kini terasa aneh
Iya sangat aneh
Sebentar-sebantar aku asyik tertawa-tawa
Tak berselang lama keningku berkernyit dan bibirku mulai mencibir
Dan akhirnya matakulah yang berkaca-kaca

Aku merindukanmu kawan
Merindukan masa lalu
masa-masa yang telah kita lewati bersama
Dimulai dari ketika kau menyapaku
Berlanjut ketika kita jumpa untuk pertama kalinya
Rasanya... ehmmm lucu tapi ... sesuatu
Dan dari pertemuan itulah kita mulai berbincang-bincang
Ada hal menarik yang ada pada dirimu
Sehingga diam-diam aku simpatik terhadapmu

Ya... waktu berjalan begitu saja
Seiring hubungan kita yang semakin dekat
Entah hubungan apa yang tengah kita rajut bersama
Aku ingin semakin jauh mengenalmu
Aku ingin semakin dekat denganmu
Aku ingin mengahabiskan waktuku bersamamu
Aku juga ingin menemani hari-harimu
Tapi entah kawan ...
Rasa apa yang tengah menyelinap diantara kita berdua
Aku hanya manusia biasa
Yang merasa tersanjung tatkala ada seserang yang perhatian terhadapku
Yang merasa  bahagia ketika ada seseorang yang siap sedia menemaniku
Aku bahagia bersamamu

Mataku semakin berkaca-kaca mengingat hal itu
Tapi tak lama, bibirku kini mulai meringis
Iya ada hal aneh yang menahan butiran-butiran airmataku itu untuk tetap ditempatnya
Bermodalkan keneranian, kau pasang wajah lugu nan lucu
Ditemani sepotong es krim warna coklat dan sepotong lagi warna merah muda
Diiringi derunya kendaraan bermotor yang berlalu lalang dibelakang kita berdiri
Untuk pertama kalinya kau mengatakan
“aku suka kamu, aku pengennya sama kamu, pokoknya dengan kamu”
Jahatnya aku yang tak segera memberi jawaban untukmu
Justru aku meminta kamu mengulangi untuk mengatakannya lagi
Dan sampai akhir pertemuan kita waktu itu
aku hanya tersenyum kecut menanggapinya


Mungkin ekspektasiku terlau tinggi kali ya...
Berharap memperoleh pernyataan cinta dari seorang pria gagah berani
Ditengan taman yang sejuk nan wangi
Dengan membawa seikat bunga dan diringi lagu romantis
Kau bersimpuh dihadapanku kemuadian kau nyatakan perasaanmu
Hahahahaha... aku memang gila
Itu Cuma ada diskenario drama kali
Akh lugu ya,,, peristiwa itu membuatku tertawa geli

Sebentar-sebantar!!!
Bibirku kini tak meringis lagi
Kini titik-tik air mata sudah mulai bercucuran
Sebanarnya aku ada rasa terhadapmu
Tapi aku masih takut bilang cinta
Aku sengaja menahannya
Bukan karena aku tak cinta
Tapi aku takut suatu ketika jika kau pergi meninggalkan aku
Hingga akhirnya muncul kekhawatiran untuk jauh darimu
Aku takut jika suatu saat kau menjauh dariku
Pergi meninggalkan aku...
Untuk itu, aku tak berani mengatakan cinta terhadapmu
Aku ingin hubungan ini terjaga lama
kawan ...
Aku hanya ingin dekat denganmu
Iya, sebatas dekat saja
Aku masih takut bilang cinta

Waktu tetap berjalan
Dan kau masih tetap setia disampingku
Tetap memberi perhatian terhadapku
Aku semakin nyaman denganmu
Ya... aku bahagia dengan status kita yang seperti ini
Hingga suatu ketika (jeng jeng...)
Sikapmu sedikit demi sedikit mulai berubah
Kau mulai menuntutku dengan ini dan itu
Kau melarangku melakukan hal yang aku sukai
Kau mengekang keinginanku
Dan kau memaksaku untuk mengatakan cinta terhadapmu
Aku benci itu kawan, aku benci ...

Kawan ...
Aku belum siap kawan, aku masih bahagia dengan hubungan kita yang seperti ini
Bukankah usia kita masih terlau dini untuk bisa saling mencinta?
Kita harus raih cita-cita kita terlebih dahulu
Aku mau kau terus bertahan untukku
aku mau terus berharap padamu
Aku yang tetap setia menunggumu, meski kau mulai acuh terhadapku

Tapi Tidak ...
Tahukah kamu? Aku tersakiti dengan sikapmu
Kenapa kau tidak mau jujur  terhadapku
Ada wanita lain yang bersanding bersamamu selama ini
Kenapa kau tidak mengatakannya padaku
Mengatakan hal yang sebenarnya terjadi denganmu
Terus membiarkan aku larut dalam penantian kosong
Bodoh .... aku yang bodoh
Aku terlalu percaya terhadapmu
Aku akui aku memang bodoh

Iya bodoh!!!
Sekarang, coba jelaskan
Apa hakku untuk marah?
Apa dia salah? Enggak kan?
Emang kamu siapa? Mau marah-marah seenaknya
Emang dia salah? Dia juga punya hak untuk bahagia
Bukannya dia juga manusia yang butuh kasih sayang
Ketika dia tidak mendapatkan kasih sayang darimu
Ketika kamu tak lagi menjadi harapannuya
Bukan salah dia, jika dia memilih dengan yang lainnya kan?

Hahahaha....
Endingnya aku hanya bisa meringis kemudian menangis ...


Thursday, December 17, 2015

Balada Pengembaranku [ episode 2]


LINGGO ASRI, 25 Desember 2013

Sholat jama'ah telah usai kami jalankan, aku langsung bergegas menuju ke BP bergabung dengan lainnya. Karena kangen, lama tak berjumpa aku ingin berlama-lama  bareng dengan sobatku yang dari Semarang itu, aku putuskun untuk sekedar jalan-jalan menyusuri jalan menuju kebawah. Sedikit bercerita mengenai pengalaman bekerja masing-masing. 2 jam telah berlalu namun kami masih saja asyik bercerita, maklumlah sudah sekian lama kita tak jumpa, heheh. Setelah dirasa lama akhirnya kami putuskan untuk mengakhiri obrolan kami itu, dan kembali lagi ke Bumi Perkemahan.

Pembongkaran tenda telah dilaksanakan oleh Kakak-kakak DKR sebelumnya, para anggota tinggal mengemasi barang masing-masing dan bersiap-siap untuk sarapan. Sarapan usai, rombongan memutuskan untuk  istirahat sebentar sambil foto-foto. Setelah semua anggota berkumpul, sang Ketua DKR langsung memimpin do'a untuk memulai penjelajahan, yah inilah arti pengembaraan yang sesungguhnya.

Pukul 08.00 pagi semua telah siap dengan tas penuh dipunggungnya, dengan antusiasnya aku semakin bersemangat untuk melangkahkan kaki menuju hutan belantara. Selangkah demi selangkah kami serombongan DKR meninggalkan BP Linggo Asri, dan jalur pertama yang kami lewati adalah jalan yang ada di tengah persawahan yang tertata rapi. Ditengah perjalanan kami menemui kandang gajah, dan nampak beberapa ekor gajah masih asyik makan bersama anak mereka. Langsung saja aku tersenyum, karena baru pertama kalinya aku melihat gajah secara langsung. Tak ku sangka, Kak Eri  langsung menghampiriku dan mengejekku dengan sebutan 'Mb Gajah', waw sebenarnya aku tidak terima dengan sebutan baru itu,tapi aku membalasnya dengan tawa  renyah dan aku kembalikan saja sebutan itu kepada siEmpunya, Kak Eri sebagai Mas Gajah, karena pada kenyataannya kan memang badannya juga sama-sama besar hahaah. Mendengar ejekan kami berdua, anggota yang lain langsung menimpali dan mengatakan 'sama-sama gajah og saling rebutan, HAHAHAH'. Sebel sih, tapi itu emang nyata adanya, ya jadi kita berdua, juga ikut membalas tawa mereka.

Perjalanan dilanjutakan menuju jalur hutan, namun apalah daya ternyata daya ingat dari sang penunjuk jalan rupanya telah sedikit hilang, sampai beberapa kali nyasar dan akhirnya kembali lagi kekandang gajah itu. Karena sampai beberapa kali bolak-balik untuk jalur yang sama, membuat langkahku sedikit gontai dan akhirnya Sretttt, untuk sekian kalinya aku terjerembab ketanah, tapi yang lebih parahnya sekarang tanahnya basah dan sedikit berlumpur, tanpa berpikir panjang aku mencoba menyelamatkan diri dan salah satu tanganku memegangi celana panjang dari siMas Gajah (heheh, ejekan dimulai), ternyata dia sendiri kaget dengan apa yang aku lakukan, sedikit menahan rasa malu yang dibarengi dengan tawa kecil ia langsung menegur dan memberitahuku kalau celananya itu kelonggaran, sehingga waktu aku memeganginya langsung agak sedikit melorot (heheheh, jahat juga aku), tanpa berlam-lama aku langsung mengucapkan permohonan maafku atas ketidaksengajaanku memgangi celana panjangnya.

Pengembaraan masih berlanjut membelah tengah hutan, dan inilah saat yang menegangkan. Berjalan beriringan, saling mengulurkan tangan dan saling mengangkat beban tubuh satu sama lain. Yahh, kami memang belum pernah mengenal akrab sebelumnya, namun disilah rasa sosial kami benar-benar tumbuh dan semakin subur layaknya tumbuhan yang menghijau ditengah hutan. Tersesat, ditengah hutan yang pepohonannya sudah mulai mengering, semua beristirahat dan mulai membuka perbekalan masing-masing. Lecet, berdarah, haus, lapar, lelah, berkeringat, semua berkumpul menjadi satu melanda satu DKR. Dan saat inilah rasa kebersamaan dari kami mulai menghangat. Terdampar bersama ditengah hutan judulnya, heheheh

“kompas mana kompas!” Seru Kak Ari sembari mencari kompas
“kemarin kamu bawa gak?” Kak Ali menimpali
“iya ketemu”

Bertiga, Kak Ari, Kak Ali dan Kak Heru berjalan menjauh dari kami yang sedang beristirahat, mencoba mencari jalan keluar.

Ditengah penantian kakak DKR mencari jalan keluar, kami saling berbagi makanan dan minuman dan Bagus meminta minuman dariku karena perbekalannya sudah habis ( rakus sih ), tanpa ada rasa keberatan sedikitpun aku lansung membuka ranselku  dan mengambil botol yang berisi air mineral. Segera saja aku mengulurkan kepadanya, namun sayang sungguh sayang siMas Gajah malah yang lebih dulu menerima uluran tanganku dan tanpa ragu, ia langsung meneguk minuman yang  pada awalnya ingin aku berikan pada Bagus. Setelah Mas Gajah meneguk air dari botolku, Ia hanya tersisa sedikit, IIIh ., .. kasihan juga . . . botol berpindah tangan dan kembali lagi masuk dalam ranselku. Tak lama rombongan menunggu jalan keluar akhirnya ada jawaban juga dari mereka. Yess! jalan ditemukan, Alhamdulillah ...

Perjalanan masih sama tetap dihutan, namun kali ini hutan bambu.Tak ada lagi nampak dedaunan hijau yang rindang karena saat itu hanyalah batang-batang bambu yang tumbang menutupi jalan, dan inilah tatangan yang paling berat dan juga mendebarkan, naik turun bukit, berjalan bagaikan spiderman. Satu persatu tiap anggota melewati jalanan itu, sedikit demi sedikit jalur hutan bambu hampir terlewati, namun sayang sungguh sayang. Ditengah perjalanan akses terputus karena banyaknya batang bambu yang tumbang. Tepar berjama'ah, kali  ini perbekalan semakin menipis, tidak hanya diriku tapi juga anggota yang lain. Satu persatu mereka mulai membongkar isi tas mereka dan mencoba mengeluarkannya. Bagus juga begitu, menawariku berbagai macam makanan ringan, namun aku hanya menjawab dengan senyuman dan kata terima kasih karena saat itu yang benar-benar aku butuhkan hanyalah air mineral, nampak sedikit kecewa dari wajahnya tapi ya sudahlah kan emang nyatanya tak sedikitpun rasa lapar menyerangku. Setelah beberapa menit, akhirnya jalur baru ditemukan. Seketika itu juga rasa cemas berganti dengan rasa gembira.

Perjalanan menyusuri hutan bambu yang kanan kirinya jurang amat curam kini berganti dengan kebun kopi, semak belukar yang sedikit menghalangi langkah kaki kami tak menyurutkan semangat untuk menyelesaikan pengembaraan. Sedikit demi sedikit kami lalui bersama-sama saling mengulurkan tangan, saling bopong membopong dan saling jaga menjaga antara yang satu dengan yang lainnya. Yang tua mengasihi yang muda, yang muda menghormati yang tua, yang kuat melindungi yang lemah. Dan itu masih sedikit dari seluruh pelajaran-pelajaran yang aku terima dari pengembaraan ini. Ingin rasanya aku mengulanginya lagi untuk ke-2 kalinya, ke-3 dan seterusnya.

Pengembaraan masih berlanjut menuju perbukitan yang cukup tinggi, dengan sisa-sisa air satu persatu dari kami mulai memenuhi kembali botol yang kami bawa dengan air sungai. Segar sih segar, namanya juga air  pegunungan tapi masih saja ada salah satu dari kami yang tak suka dengan air itu dengan alasan kotor dan tidak sehat. Ya sudahlah, itu bukan urusanku, biarlah yang seperti itu tetap seperti itu tapi bagiku itu adalah hal yang perlu disyukuri. Masih dengan sisa-sisa tenaga yang kembali diisi dengan segarnya air pegunungan, kami melanjutkan perjalanan, tinggal sedikit lagi sampai di Desa terdekat dan benar pila perkiraan Kakak DKR, desa kecil didepan mulai terlihat. langsung saja kami mencari musholla untuk langsung menjalankan Sholat Dhuhur karena waktu sudah menunjukkan Pukul 14.00 siang.

Setelah sekian lama mengantri untuk masuk keToilet, aku langsung meminjam sarung yang ada diransel Bagus. Heheheh (modus) dan Iapun langsung mengiyakan dan mengambilnya kemudian ia berikan kepadaku. Setelah bersih-bersih cukup lama didalam kamar mandi (maklum saat itu celana panjangku lumayan kotor karena prosotan ditengah Hutan Bambu yang sudah terlewati).

Sholat berjama'ahpun dimulai, dan kali ini sebelum sholat dimulai. Imam memberi tahu kami untuk menJama' Taqdim sholat, yaitu sholat Dhuhur digabung dengan Sholat Ashar dan dilakukan bersama-sama diSholat yang pertama yaitu Dhuhur. Kami mendengarkan dengan seksama penjelasan dari Kakak, sembari mendengarkan penjelasan dari Kakak aku mencari dimana keberadaan Bagus, dalam hati aku berharap Ia termasuk dalam Shof sholat itu, tapi semakin aku mencari-cari dirinya, tak jua aku menemukan keberadaannya, yang ada hanya kambarannyalah yang aku dapatkan. Ya sudahlah.

Sholat Dhuhur dan Asharpun usai kami jalankan. Tanpa berlama-lama aku langsung merapikan peralatan Sholat kemudian bergabung dengan yang lain diTeras musholla. Sembari menunggu anggota yang lain untuk Sholat, aku mengisi perutku dengan snack yang ada diranselku, sedikit sihh tapi lumayan bisa mengganjal perut yang hampir kosong. Sembari makan, aku masih saja memikirkan Bagus, cemas yang menyelinap dipikiranku. Dan aku mencari-carinya, aku berharap Ia akan menjalankan kewajibannya terhadap tuhan, Sholat. Setelah cukup lama, aku mencari-cari kehadirannya akhirnya, Bagus datang juga dengan wajah yang telah terbasahi dengan air Wudlu. Alhamdulillah, seketika itu juga rasa khawatirku hilang karena orang yang aku kagumi taat beribadah kepada sang Kuasa.

Setelah semuanya Sholat, perjalanan Kami lanjutkan menuju desa selanjutnya. Namun sebelum sampai di desa selanjutnya, kami harus menuruni perbukitan yang cukup licin. Tapi bagaimanapun kedaannya, aku akan tetap tenang selama Ia berada disisiku dan benar saja masih beberapa langkah aku meninggalkan Musholla, Bagus langsung berjalan mengiringiku, bahagia rasanya menghabiskan setengah pengembaraanku bersamamu. Lembah pertama kami temui, dan Jrappp belum lama berjalan, aku langsung terjatuh dan hampir masuk kedalam Jurang tapi untung saja masih ada Bagus disisiku yang senantiasa menolongku dikala susahku. Tak kupungkiri bahagia senantiasa menyelinap dihatiku. karena sesusah apapun itu, selama kau masih disisiku tak akan ada kata jemu. Ingin rasanya rasa ini semakin berlanjut menuju tingkat kedewasaan.

Lembah yang curam nan licin yang kanan kirinya dipenuhi dengan jambu hutan cukup memanjakan mataku, menyegarkan pikiranku, dan menghilangkan segala penat yang ada. Dengan asyiknya Bagus menikmati jambu hutan yang ada disebelahnya, dan tanpa Ia sadari Ia mulai melupakanku. Akh, kecewa pastinya karena Ia tak munghiraukanku. Sedikit demi sedikit kumelangkah jauh meninggalkannya. Dan Arrgh, jatuh lagi. Kali ini aku merasakan cukup sakit dibagian kakiku. Terlihat wajah cemas dari Kakak DKR dan langsung saja Ia memanggil nama Bagus seolah menyuruhnya untuk kembali berada disisiku. Dengan sedikit menahan rasa sakit aku mulai bangkit dan melanjutkan langkahku. kali ini aku tidak akan terlalu berharap banyak dengan kehadirannya. Cukup jauh juga Ia berjalan dibelakangku, asyik dengan teman-temannya dan akupun mulai hilang dari pikirannya. Ya sudahlah, , ,

Setelah berjalan cukup jauh tanpa ada dirimu disampingku, kau hadir juga. Sedikit menampakkan rasa kekecewaanku terhadapmu dan kau mulai mengucapkan kata maaf padaku, Cukup aku balas dengan senyuman dan sekali lagi aku menguatkan hatiku untuk tidak terlau berharap lebih dengannya. aku kembali terjatuh ketanah, dan Ia selalu menolongku, mengulurkan tangannya untuk mengangkat beban tubuhku namun tetap saja aku harus menguatkan diriku sendiri untuk tetap tegar dan berpura-pura tidak membutuhkan pertolongannya. Dengan sedikit menunjukkan rasa perhatiannya, Ia mulai menasehatiku untuk lebih berhati-hati untuk melangkah. Okelah, untuk sedikit membahagiakanmu, memuaskan rasamu aku mengiyakan apa katamu, meski dalam hati masih ada rasa dongkol terhadap perlakuanmu.

Berjalan cukup lama ditengah hutan yang licin nan berlumpur membuat semua pakaian menjadi lebih dari sekedar kotor. Samar-samar mulai terdengar gemuruh air sungai yang mengalir ditengah bebatuan besar. Senang rasanya bisa menemukan sungai kembali dan kau mulai mengajakku untuk turun dan membersihkan pakaian yang sudah kotor itu namun aku menolaknya aku hanya membersihkan wajahku, sekedar menyegarkan dan selebihnya aku hanya main-main dengan air. Dari kejauhan datang Kak Nur, rupa-rupanya dia merasakan ingin buang hajat, mondar-mandir berusaha menahannya dan ia sudah mencoba meminta bantuan dari Kakak-kakak untuk memberikan solusi dimana tempat paling aman untuk buang hajat, tapi apa disangka, mereka menyarankan untuk buang hajat ditempat itu juga, ya sungai yang terbuka, sontak ia langsung muram dan menolaknya. Berulang kali ia mengeluhkan keadaan itu kepada Kakak lainnya, tapi responnya tetap sama. Dan akhirnya, saya mendatangi dan menawarinya untuk kembali ke perkampungan dan memohon ijin untuk memakai kamar mandi ala kadarnya. Oke, ia mulai menghapus air mata yang keluar dan dengan sedikit berjalan dengan wajah tertunduk kembali ke Perkampungan dengan adanya aku disampinya. Berulang kali kakak-kakak memanggil ia namun ia tetap saja berjalan lurus tak menoleh sedikitpun. Satu persatu rumah kami datangi dan satu persatu pula mereka menjawab tidak ada kamar mandi dirumah mereka. Setelah berjalan cukup jauh meninggalkan sungai, akhirnya kami mendapati rumah yang ada kamar mandinya. Alhamdulillah . . .

Usai menjalankan hajatnya, kami kembali ke Sungai dan benar saja Anak-anak DKR masih tetap setia menunggu kami. Aku langsung mengambil tasku kembali dan mulai menyeberangi sungai namun siMas Gajah malah menggodaku dan mulai menyiramku dengan air, Byuur . . . aku langsung  kaget namun aku masih bisa tersenyum dan akupun mulai membalasnya dengan siraman pula. Hahahahah. Sedang asiknya aku bermain air dengan Mas Gajah, Bagus langsung menyuruhku untuk langsung melangkah, melanjutkan perjalanan (sedikit kesal aku dengan permintaannya) yayaya, aku mulai melangkah dan apa nyatanya saat aku mualai melangkah Ia justru sibuk dengan urusannya sendiri dan tanpa pikir panjang aku langsung meninggalkanmu, langkahku semakin pasti untuk semakin menjauh dan menjauh.

Terlihat jelas kau mulai berjalan tergopoh-gopoh untuk menyusulku, dan akhirnya Ia berjalan disampingku. Ok, kita berjalan beriringan kembali. Perjalanan dilanjutkan menuju persawahan yang tertata dengan rapi nan indah, terasering. Aku mulai berjalan menapaki persawahan dan naik kebukit selanjutnya. Aku mulai kesusahan mengangkat tubuh ini, untuk menaiki bukit yang tingginya melebihi tinggi badanku, dan aku langsung meminta uluran tangan dari anggota yang lain, dan Happp akhirnya aku meraih puncak bukitnya. dan kini giliran kau untuk memanjat bukit, dan kau nampak kesusahan untuk memanjatnya pura-pura saja aku acuh tak pedulikanmu, tapi kau malah memintaku untuk ikut mengangkat beban tubuhmu bersama-sama (Okelah aku membantumu) itung-itung balas budi, dan kau akhirnya kami bisa naik keBukit bersama-sama.

Perbukitan sawah terasering terlewati juga, kita masih tetap berjalan beriringan, berdua tentunya. Berulang kali Ia mencoba menggandeng tanganku, tapi aku coba untuk menepisnya karena masih ada rasa kesal terhadapnya. berjalan menyusuri jalan setapak yang masih saja kanann kiri dipenuhi dengan hijaunya dedaunan. Berkali-kali Ia ungkapkann rasa cintanya kepadaku dan aku berusaha untuk menolaknya secara halus, meskipun tak dapat dipungkiri karena kebaikan dan sikapnya terhadapku, Ia telah mengambil hatiku namun bagiku Cinta itu tak semudah itu, meminta dan tinggal katakan iya.

Kali ini, jalan yang kami lewati bukan lagi hutan belantara, jalan berbatu namun tetap saja kanan kirinya tetaplah hutan, ya hutan karet. Aku dan Bagus tetap berjalan beriringan, berdua bercanda, rasa lelah tsedikit terlupakan dengan adanya Ia disampingku. Dipercabangan jalan yang pertama perdebatan dimulai

“Kak, ini lurus apa belok?”  Tanya Tio kepada Kak Ari
“lurus, iya lurus”
“nah lho, kalian mau kemana?” tiba-tiba datang Kak Ali bersama Kak Ema dari belakang
“ini kan jalan yang benar Kak?” jawab Kak Ari tak mau kalah
“ya udah, silahkan kalian lurus saja, aku akan belok!” jawabnya tegas

Kak Ali bersama Kak Ema berjalan belok, menuju keatas sedangkan lainnya berjalan lurus, jalan menurun. Jalanan yang menurun membuat langkah kami merasa ada yang mendorong dari belakang, mungkin karena factor gaya gravitasi yaa . . . Ditengah jalan, aku merasa lelah, dan aku putuskan untuk berhenti sejenak sambil membuka sisaa-sisa perbekalan. Namun karena tak sabar, Bagus mulai bangkit dan mengajakku untuk kembali berjalan.
“ayok jalan lagi biar cepet sampe’”
“entar akh, aku masih capek, kamu duluan aja. Aku msih pengen istirahat” sahutku kesal
“ya udah aku jalan dulu yaa?”
“ya udah sana”

Ia mulai berjalan meninggalkan aku dan berjalan bersama dengan rombongan yang ada didepan. Kecewa tentunya, tapi aku tidak ingin karena keegoisanku aku menjadi mengekang gerakannya.

Sudah cukup jauh rombongan yang mengambil jalan yang lurus berjalan, tapi belum ada percabangan jalan lagi yang kami temui, padahal menurut Kak Ari setelah berjalan lurus seharunya ada percabangan.. Bimbang, dengan keputusan yang pertama, untuk meyakinkan Kak Ari mulai memberanikan diri untuk bertanya kepada petani Kebun Karet,  dan ternyata apa? Kami serombongan tersesat. Akhirnya, Kak Ari menginstruksikan semua anggota yang sudah berjalan jauh didepan untuk berbalik arah menuju ke percabangan yang sebelumnya. Wajah kecewa tentu saja tidak dapat disembunyikan, tapi demi tujuanyang ingin segera mereka capai,  mereka menyemangati diri untuk berjalan lagi.

Berkat situasi ini, akhirnya Aku bisa berjalan beriringan kembali dengan Bagus. Syukurlah, Alhamdulillah . . . berjalan bersama, mempercepat langkah kita tapia kau mulai merasa lelah dan benar-benar lelah. Dan dipercabangan jalan . . .

“kok berhenti, masih jauh lho tujuan kita?”
“aku capek, istirahatlah sebentar”
“ya udah jangan lam-lama”
“ayook . . .!” pintanya sambil menyemangati
“ayok, aku juga tidak ingin berjalan bersama Kak Nur” karena suatu alasan aku mulai enggan untuk
kembali berjalan bersamanya.

Kamipun melanjutkan perjalanan, berjalan berdua sampai didesa kecil. Dipersimpangan jalan, kita mulai merasa kelelahan dan kita memutuskan untuk berhenti sejenak merebahkan tubuh kita bersama-sama dipinggir jalan. Kau mulai mengambil Hape dari dalam tasmu, dan kau mencoba meminta nomor Hapeku, dan aku katakan kalau aku tak punya Hp, hanya Hp inventarislah yang aku pakai saat ini. Terlihat sedikit kecewa dari raut wajahnya dan dengan rela hati aku meyakinkannya dan memberikan nomor kantorku dan kaupun menerimanya dengan penuh suka cita. Usai kau peroleh nomor kantorku, langsung saja kau play Musik dari Iwan Fals "mata indah bola pingpong masihkah kau kosong", dan begitulah sebagian lirik yang terdengar begitu jelas ditelingaku namun pura-pura saja aku acuh.

Perjalanan dilanjutkan dan kita masih tetap bersama, berjalan beriringan berdua. Jujur saja aku bahagia bersama dirinya namun tetap saja masih terselip keraguan terhadap semua kebaikan dan ketulusanmu itu.Tak lama kita berjalan berdua beriringan, aku memutuskan untuk beristirahat, namun kau tetap saja melanjutan langkahmu dan mulai meninggalkan aku. Kecewa, tentu saja aku merasa kecewa dengan sikapnya tapi aku mencoba untuk tetap tegar dan menyembunyikan rasaku itu. Aku mulai melangkah tanpa dirimu, yaa kini aku melangkah bersama Anak lain. Sedikit berbincang dan dengan rasa percaya dirinya dia bilang ' kenapa kau sendirian tidak bareng siDia' akupun menimpalinya 'apaan sih, just a friend, like u and me, okk!' 'gak akh aku nggak berani dekat-dekat denganmu kamu itu sudah menjadi incarannya (Bagus), 'enggaklah, biasa aja, gak usah berlebihan seperti itu', balasku terhadapnya. Berjalan bertiga, bersama kami saling berbagi pengalaman, terutama Taufik (yang mencoba menghindariku karena ia kira aku sudah menjadi incaran seorang cowok), ia mulai bercerita mengenai sekolahnya, memang secara penampilan ia terkesan kasar, amburadul, dan dan tak berpendidikan tinggi, namun itu hanyalah yang tampak dari luar, ternyata pengetahuan, pengalaman dan juga kedewasaan yang justru ia keluarkan dan tampilkan dari dalam jiwanya, sungguh aku terkejut sekaligus kagum dengan karakter dia, Ajiiib .....

Bertiga, kami mulai meninggalkan rombongan lainnya, hingga saat Maghrib tiba kami memutuskan memberhentikan langkah kami disuatu Sekolah Dasar dipinggir jalan. Sunyi, senyap, kulihat lalu lalang para pemuda yang kembali dari permainan sepak boa mereka yang dapat dihitung jumlahnya, dan itupun berlalu begitu saja. Bertiga kami tetap terdiam menunggu rombongan dari belakang, terduduk kemudian sayup terdengar suara tawa seorang wanita, padahal diantara kami bertiga tak ada yang tertawa sedikitpun. (Oh tidakkk) wajah panik langsung tampak dari raut wajahku, jujur saja aku tidak dapat menyembunyikan rasa takutku itu dan aku langsung meminta untuk melanjutkan perjalanan. Namun Taufik mencoba menenangkan aku dan menjelaskan kepadaku arti takut kepada siapa saja yang pantas. Oke, hatiku cukup lega dengan nasihatnya tapi aku juga merasa malu dengan rasa takutku itu.

Dan akhirnya yang ditunggu-tunggu itupun datang juga, terlihat sekelompok DKR yang berjalan mendekati kami bertiga, syukurlah.... perjalalan tetap dilanjutkan, namun sekarang tidak hanya bertiga tapi beramai-ramai. Setelah berjalan cukup jauh,  tempat akhir peristirahatan dalam pengembaraanpun kali inipun hampir sampai.

Ditengah jalan, kami serombongan bertemu dengan rombongan yang sudah berjalan didepan, ya Bagus termasuk dalam rombongan itu.

“Mbar, liat aku berjalan bareng cewekmu” ejek Kak Eri terhadap Bagus
“Hemmms” sambil menunjukkan wajah yang aneh (menurutku)
“iyya, nih liat aku bergandengan tangan” tambahku seolah ingin menambah ejekan Kak Eri
Sebelumnya. Biarin aja, siapa suruh berjalan sendiri meninggalkan aku dibelakang
“kamu baik-baik saja kan?” Tanya ia sambil berjalan mengiringiku
“iya, baik-baik aja!”
“Kok kamu bisa berjalan bareng gitu sama Kak Eri”
“Ya bisa bisa dong, salah siapa jalannya cepet, ninggalin aku lagi. Ya terpaksa aku berjalan sendiri
terus ditengah perjalanan bertemu dengan Kak Eri” jelasku panjang lebar
“ya udah, ayo jalan bareng, jangan jauh-jauh lagi dariku!”
“alah, kamu juga kan yang ninggalin aku”
“iya, iya, aku ngaku salah, sini gandengan bareng”

Akhirnya dengan sisa tenaga yang ada, Kami serombonganpun bersama-sama sampai ditujuan, Desa Kulu. Terduduk lesu, lemah, dan tenaga yang terkuras membuat kami bersama-sama merebahkan diri dipinggiran jalan menikmati sisa-sisa senja. Bercanda bersama, photo-photo dan itu semua lebih dari cukup menghilangkan sedikit penat yang kami rasakan. Sedang, yang lain tertawa-tawa aku hanya terkapar lelah, mencoba memejamkan mata namun aku hanya bisa berpura-pura karena nyatanya aku masih bisa terjaga. Terbangun kemudian mencari sedikit air untuk membasahi tenggorokanku, aku mulai haus. Kulihat kau masih berada disisiku dan tetap menunjukkan perhatianmu itu, kau langsung bangun dari tempat dudukmu , Sesaat kau menininggalkan aku dan aku hanya berpura-pura tidak membutuhkannya, tak lama kau kembali disisiku dan mengatakan kalua tak ada yang menjual air mineral disini. Ya sudahlah, aku diperhatikan olehnya, dijaganya, dan ditemaninya selama perjalanan saja aku sudah merasa bahgia, lebih dari bahagia tentunya. Kira-kira pukul 18.30 WIB, Bus yang kami tunggupun datang juga, dan saatnya PULANG. . . J

-END-

BEBERAPA DALIL KEBOLEHAN MERAYAKAN MAULID NABI MUHAMMAD SAW

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menghadiri peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Kanzus Sholawat, Kota Pekalonga, Jawa Tengah, Rabu (5/2/2014) siang.
 peringatan Maulid Nabi Muhammad di Kanzus Sholawat, Pekalongan


1. Perayaan Maulid Nabi Muhammad merupakan suatu ungkapan dari rasa cinta dan senang serta rindu terhadap diri Nabi Muhammad.

2    2. Sebenarnya Rasulullah  SAW merayakan hari kelahirannya dan menyatakan syukurnya dengan amalan-amalan ibadah, diantaranya menjalankan puasa pada hari senin dengan alasan pada hari itu beliau dilahirkan  dan pada hari itu pula turunnya wahyu.

      3.  Menumbuhkan rasa senang dikalangan kaum muslimin. 

      4. Sesungguhnya Nabi Muhammad sangat memperhatikan adanya pertautan waktu dengan peristiwa besar keagamaan yang terjadi

      5.   Sosok pribadi yang agung itu dihidupi dengan do’a, sholawat serta salam
Sebagaimana Firman Allah yang artinya “Sesungguhnya Allah dan para malaikat selalu memberikan do’a sholawat dan salam kepada Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, berikanlah do’a sholawat dan salam kepadanya”

      6.  Maulid Nabi mencakup peristiwa kelahiran yang suci dan mukjizat-mukjizat serta perjuangan Beliau.

      7. Memaparkan secara seimbang dihadapan kaum muslimin mengenai sifat-sifat Nabi yang sempurna 

      8. Pada hakikatnya manusia diciptakan dengan naluri cinta terhadap  kecantikan yang menghujam dalam ruang lahir batin.

      9.   Memuliakan pribadi Rasulullah itu memang disyari’atkan dan merasa gembira dalam hari kelahiran yang mulia.

      10.   Perayaan maulid telah dipandang baik untuk diadakan menurut para ulama dan kaum muslimin diberbagai negara.

     11.   Perayaan maulid bisa mencakup kegiatan pertemuan, mengadakan dzikir dan melaksanakan shodaqoh atau mengumandangkan puji-pujian kepada Rasul sebagaimana yang telah dilakukan oleh para Sahabat.

     12.   Tidaklah segala sesuatu yang tidak pernah dilakukan oleh Kaum Salaf pada masa awal Islam itu Bid’ah yang jelek   dan haram.
Sebagaimana para Ulama’ telah membagi Bid’ah menjadi lima, yaitu :
a.       Bid’ah wajibah ; mempelajari ilmu nahwu, membukukan mushaf Al-qur’an
b.      Bid’ah mandubah; merenovasi pesantren dan madrasah, adzan diatas menara
c.       Bid’ah makruh; menghiasi masjid dan menghiasi Al-Qur’an
d.      Bid’ah mubah; menggunakan filter (ayakan) atau memperbesar dan memperluas tempat makan dan minum
e.      Bid’ah muharromah; sesuatu yang baru dan bertentangan dengan sunnah serta tidak ada indikasi  fenomena kemaslahatannya.

      13.   Tidaklah semua bid’ah itu diharamkan, sebab kalau demikian tentu menjadi haram segala usaha yang dilakukan Abu Bakar, Umar dan  Zaid dengan koleksi  dan kodifikasi Al-Qur’an dan menuliskannya kedalam Mushaf-mushaf.

      14.   Perayaan Maulid itu memang belum ada pada zaman nabi Muhammad SAW dan merupakan bid’ah, namun bid’ah itu khasanah karena ada dukungan legitimasi dalil syari’at dan qoidah-qoidah umum.

      15.   Bahwa segala sesuatu yang tidak ada pada masa awal islam dengan pertimbangan faktor lembaga sosial, tetapi secara individual ada terutama oleh kerabat Nabi, maka perayaan Maulid Nabi memang dianjurkan dan tidak perlu diragukan.

      16.   Imam Syafi’i menegaskan bahwa sesuatu yang barudan bertentangan dengan Al-Qur’an atau Assunah atau ijma’ atau Atsar Sahabat, maka jelas itu Bid’ah yang menyesatkan, dan sesuatu yang baru dan mengandung kebaikan serta tidak bertentangan dengan dengan pedoman-pedoman pokok tadi, maka itu perbuatan terpuji.

      17.   Menyelenggarakan perayaan Maulid Nabi itu juga merupakan upaya penyegaran dalam memperingati pribadi pilihan yaitu Nabi Muhammad SAW yang sangat dianjurkan dalam islam


Sumber                 :
Kitab                     : BOLEHKAH PERAYAAN MAULID NABI MUHAMMAD?
Pengarang             : Al-Sayid muhammad bin Alawy Al-Maliky Al-Hasany
  Khadimul ‘ilmi Al-Syarif di Mekah – Saudi Arabia
Diterjemahkan     : Drs. KH. A. Idhoh Anas, M.A
                               Pekalongan, 10 Juni 1999
Penulis                 : Khaerunnisak  - Pecinta Sholawat Rembun

Sekarang kamu (pantas) bahagia


Dulu...
Sebelum berpisah
Untuk terakhir kalinya
Kau mengucapkan kepadaku
“Berpikirah, bahwa aku tak pantas untukmu”
Ingin rasanya aku berteriak sekuat tenaga
Menjelaskan semua rasa didada
Membisikkanmu tentang cinta yang telah ada
Menerangkan bahwa aku tak seburuk yang kau kira
Aku masih pantas untuk terus kau perjuangkan
Dan aku kau juga masih pantas untuk memilikiku

Tapi ...
Kini aku menyadarinya
Jika semua itu harus aku lakukan
Mungkin sampai saat ini
Kau masih merasa tersiksa memperjuangkan aku
Dan kau masih mengkerdilkan dirimu didepanku
Yahh,,, maafkan aku yang dulu egois terhadapmu
Terlalu menghakimimu dengan sebutan yang tak pantas untukmu
Maaf,,, sekali lagi maaf

Kini aku benar-benar sadar
Tak sedikitpun aku punya hak untuk memintamu kembali
Bahagialah bersamanya, tetaplah disisinya
Memebencimu hanya akan meninggalkan noda dihatiku
Aku mengikhaskanmu bukan karena aku tak perjuangkanmu juga
Tapi sekali lagi aku nyatakan
Aku rela kau bersanding dengannya
Dengan dia yang kau anggap pantas dibanding aku
Karena dengan begitu, kau akan terbebas dari aku
Terbebas untuk menjadi dirimu sendiri
Tanpa ada tekanan untuk mengikuti seperti yang ku mau

Satu pintaku untukmu
Jangan pernah sia-siakan dia yang sayang terhadapmu
Yang telah sekuat tenaga memperjuangkanmu
Yang rela mengesampingkan gengsinya demi mendapatkan cintamu

Kamu pantas bahagia dengannya 

Tuesday, December 8, 2015

[masih] Takut Bilang Cinta



Kawan...
Tahukan kau, bahwa diriku kini dilanda rindu ...
Rindu yang begitu dalam terhadapmu
Rindu ingin berjumpa denganmu
Bukan untuk sekedar menatap lekat wajahmu
Atau untuk memegang erat tanganmu
Apalagi sampai menjamah tubuhmu untuk tetap disisiku

Bukan itu,,,,
Aku rindu kebersamaan yang kita lalui bersama
Yaa,,, bersamamu aku tenang
Hari-hariku dipenuhi dengan untaian do’a
Engkau yang selalu mendo’akan aku
Aku rindu kamu ....
Sekali lagi aku rindu kamu

Namun ....
kali ini aku tak mampu lagi bersua dihadapanmu
Meski itu hanya melalui perantara
Sekali lagi aku tak berani
Aku takut kecewa lagi
Karena sikapmu yang telah acuh terhadapku
Kamu, kawanku yang telah menguasai hatiku
Maafkan aku yang dulu pernah mengabaikan rasamu

Ketahuiah kawan ....
bukan berarti aku tak memiliki rasa terhadapmu
Bukan ... sekali lagi bukan
Aku mengagumimu lebih dari sekedar yang kamu tahu
Dan akupun tak pernah mengungkapkan rasaku itu dihadapanmu
Tapi tahukah kamu, kenapa hal itu aku lakukan?
Aku takut suatu saat kebersamaan itu akan hilang
Hilang bersama rasa yang begitu semu
Rasa yang tidak pernah diridhoi oleh Tuhan

Aku takut kawan,,,
Aku masih takut bilang cinta
Aku takut,,,
Dan benar saja
Ketakutan yang selama ini menghantui 
Benar benar terjadi dan menghampiri
Engkau mulai bergegas pergi
Pergi meninggalkan aku
Meninggalkan aku yang telah menaruh hati terhadapmu

Akhh....
Sudahlah, sudahlah
Sudah saatnya aku melupakanmu
Dan tak pernah lagi mengusik hidupmu
Ada sosok wanita lain yang lebih peduli terhadapmu
Yang lebih perhatian terhadapmu
Yang lebih berani mengatakan sayang terhadapmu

Dibanding aku????
Siapa aku?
manusia kerdil yang katanya punya cinta yang begitu besar
namun tak berani untuk mengungkapkannya,,,
Pengecut, iya sebenarnya aku yang pengecut
Bukan salahmu jika kamu pergi meninggalkan aku
Apa untungnya kamu memperjuangkan aku
Aku yang selalu butuh perhatian namun tak pernah mau membalas memberi perhatian
Aku yang selalu ingin disayang tapi tak mau mengungkapkan sayang
Dan aku yang mau harus kau jadikan satu-satunya cinta bagimu
Tapi tak pernah bisa mengerti seberapa besar cintamu
Hingga akhirnya kamu merasa lelah dalam memperjuangkan aku

Dan kini ....
akupun mendapat ganjaran
dari apa yang  dulu aku lakukan terhadapmu
aku merasa kesepian karena kehilanganmu
tapi tidak dengan kamu
jauh disana kamu merasa bahagia,
iya kamu bahagia, ada dia disisimu
Dia yang selalu siap siaga mendengar keluh kesahmu
menyayangimu dengan sepenuh hatinya
dan tak pernah menuntutmu menjadi yang dia mau
melainkan dia yang akan memenuhi kemauanmu
Dia yang akan senantiasa menghadirkan senyuman dibibirmu
semoga kamu benar-benar bahagia bersamanya

Terima kasih Tuhan ...
Aku mohon bahagiakanlah mereka
Hujanilah mereka dengan ridhoMU
Dan terima kasih Tuhan ....
Engkau sudah memperingatkan aku
Kini aku telah sadar dan mengerti 
Sebesar apapun cinta
Sedalam apapun kau menyimpan rasa
Tidak akan pernah ada artinya

jika tidak pernah diungkapkan ....