Welcome to my blog, hope you enjoy reading
RSS

Monday, October 16, 2017

Akankah Cinta Pertama Bisa Menjadi Cinta Yang Sejati?







Cinta Pertama pasti akan meninggalkan kesan yang begitu mendalam hingga akhir hayatpun akan selalu terkenang. Dan.... apalah jadinya kalau Cinta Pertamalah yang akan menjadi Cinta Sejati seseorang, tentu saja meski jalan yang dilalui sangatlah panjang, ada banyak rasa dan kejutan yang mengiringi namun jika terus berfikir positif maka pada akhirnya akan membahagiakan. (Khaer_Nisak)

......



Hai... Cinta pertamaku! Apa Kabar? Lama tak jumpa, rindu rasanya *eaaaa 😁😁
Well, katanya gak mau pacaran sebelum menikah kok punya cinta pertama? Ehhhhm... munafik nih *ehhh😞


Dan cerita ini aku mulai ketika rasa kesepian menyerangku, jiwa ini benar-benar sepi dan gersang dan akhirnya memori di 4 tahun silam kembali membayang. Andai waktu itu dengan lugasnya aku bisa menerima hatimu tentu jalan ceritanya tak akan serumit ini. Kita saling tahu, bahwa kita saling menyukai tapi dengan begitu saja aku menyembunyikan rasa dan pura-pura tak membutuhkanmu. Dan ketika rasa ini tak lagi terbendung, aku bisa saja mulai menghubungimu, memulai obrolan meskipun itu hanya lewat sosial media, namun hati ini diselimuti ragu, apa rasamu masih sama denganku saat ini? Apa rasamu tidak berubah meski waktu dan jarak sudah memisahkan kita? Apa masih ada aku dihatimu? Ada sosok lainkah yang sudah menggantikanku dihatimu? Atau justru dengan kehadiranku akan mengusik hidupmu yang sekarang?

Masih teringat dengan jelas, kapan dimana serta bagaimana detailnya kamu mengungkapkan cinta dihadapanku, jujur saat itu aku terbuai dengan segala rayu dan tingkah mengagumkanmu itu tapi hati dan pikiranku harus tetap bisa aku kendalikan sepenuhnya, aku tak mau terjerumus kedalam cinta yang semu, apalagi saat itu usiaku baru 17 tahun, sedangkan kau masih rapi dengan seragam putih abu-abumu. Yang aku inginkan hanyalah cinta abadi yang bisa memberikan kebahagiaan yang hakiki.

Dan sejak aku tak bisa memberikan kejelesan terhadapmu, kau mulai mencari sosok lain disampingmu. Bahasa tubuh memang bisa dikendalikan otak, tapi tidak dengan hati. Sakit rasanya kau bersanding dengan yang lain didepan mataku, ingin rasanya aku berteriak sekeras-kerasnya dan secepat mungkin menyerat wanita itu untuk segera menjauh darimu, tapi apalah dayaku, Siapa diriku? Apa hakku berbuat seperti itu? Bukankah diriku yang memutuskan untuk tidak menerima cintamu waktu itu?

Kemudian setelah peristiwa itu, waktu berlalu begitu saja. Dengan sekuat tenaga aku mencoba melupakanmu. Melupakan semua kenangan manis bahkan kenangan terburuk bersamamu aku kubur dalam-dalam jauh lebih dalam hingga semua orang tak tau bahwa aku pernah sebahagia kemudian sesakit itu karenamu. Sampai pada akhirnya ada sosok lain yang mulai mendekatiku. Dia datang dengan begitu sopannya hingga mampu mengisi dan menempati ruang dihatiku. Dia menerimaku dan begitu juga sebaliknya, akupun begitu. Meskipun belum ada kata "pacaran" diantara kami berdua, kami tetap menikmatinya, kami jalani hidup bersama, saling bercerita, saling mengisi dan juga saling melengkapi hingga kami sendiri lalai hubungan apa yang tengah kami jalani saat ini, Saling cinta tapi tak ada kata ikrar yang mengikat. Akupun merasa senang karena ada sosok lain yang hadir dan bisa meninabobokkan aku dari kegelisahanku semenjak kita tak lagi saling berinteraksi.

Aku bahagia, sekali lagi aku bahagia menjalani hubungan seperti ini, Aku mengerti Dia dan Dia bisa mengerti aku sepenuhnya. Aku bahagia karena aku merasa sudah tak sendiri lagi. Waktu berjalan begitu saja, hingga hubungan kami bertahan sampai setahun lamanya. Dan tiba-tiba kebahagiaanku mulai terusik ketika mulai hadir sosok perempuan lain diantara kami. Dia mulai menyangsikan perasaanku selama ini. Dia mulai lelah dan goyah dalam mencintaiku, Dia memaksaku dan menekanku untuk mengatakan Aku cinta dan bersedia menjadi pacarnya, padahal sejak awal Aku sudah mengatakan kalau Aku tidak mau menjalin hubungan dalam status "pacaran". Hanya karena hal itu tentu saja Aku tidak bisa merubah keyakinanku semudah itu. Antara takut kehilangan dan juga keyakinan yang harus Aku kokohkan, akhirnya aku membiarkannya untuk memilih. Aku relakan Dia memilih terhadap siapa saja yang menurutnya bisa membahagiakannya. 

Sekali lagi aku jatuh dan rasanya jauh lebih sakit dari sebelumya. Karena hati ini sudah terlanjur mencinta dan percaya terhadapnya. Setahun lamanya tak berarti apa-apa, hingga Dia memutuskan untuk meninggalkanku dan memilih untuk menjalin hubungan dengan perempuan yang baru datang dihadapannya. Hancur benar-benar hancur, hampir gila Aku karenanya. Namun meskipun begitu Aku tetap rela dan harus merelakan sesuatu yang memang bukan milikku, bukan hakku. 

Aku mulai bangkit dan menata kembali hatiku, berharap ada sosok lain yang lebih baik yang bisa mengisi hari-hariku dan tidak membiarkan Aku tenggelam dalam kesendirianku. Aku biarkan waktu berjalan begitu saja, Aku sibukkan diriku dengan segala aktifitasku untuk mengusir kegalauan dan juga kekosongan jiwaku. Tapi apalah dayaku, Aku hanyalah manusia biasa. Kisah cinta pertamaku kembali mengiang-ngiang dan membayangi hidupku. Suaramu, senyummu, lambaian tangamu dan segala gerak gerikmu bisa Aku temukan didalam sosok pria yang lain. Jiwaku semakin gila karenanya, sosoknya benar-benar mirip atau mungkin sengaja aku mirip-miripkan hanya karena hatiku masih terpaut denganmu. Bahagia rasanya bisa melihat sosokmu dalam raga yang lain. Rasanya begitu membahagiakan, serasa rindu yang selama ini aku simpan mampu tersampaikan. Oh Tuhan.... Segila inikah Aku? Tolong kendalikan rasa ini Tuhan? Aku tak mau terjebak dalam masa lalu yang tak jelas kemana arahnya, Aku ingin melanjutkan hidupku menjadi sosok yang lebih baik. 

Well, antara yakin dan ragu dan juga antara percaya serta ilusi, kini aku hidup dalam imaji. Andai peristiwa 4 tahun yang lalu, aku tak senaif dan sekuat pendirianku untuk mengejar cita-citaku pasti saat ini aku tidak bisa merasakan nikmatnya dirundung rasa nano-nano seperti ini. Ahh... sudahlah, Tuhanlah Sang Skenario kehidupan, ikuti saja alurnya, nikmati setiap peristiwa yang ada toh jodoh juga gak akan kemana. Apakah nantinya aku bisa menjadi pendampingmu atau dengan yang lainnya, aku yakin bahwa ketika melakukan segala sesuatu yang datangnya dari hati pasti sampai pula dengan hati yang dituju. Tetap yakin dan pegang teguh "Hanya orang-orang yang tuluslah yang mampu mengerti dan memahami ketulusan seseorang". Keep Husnudhon 😁😁